Senin, 14 September 2009

Puisi Sajak Burung-burung Kondor – W S Rendra

Sajak Burung-Burung Kondor

Angin gunung turun merembes kehutan,
Lalu bertiup di atas pemukiman kali yang luas,
Dan akhirnya berubah di daun-daun tembakau.
Kemudian hatinya pilu
Melihat jejak-jejak sedih para petani buruh
Yang terpacak di atas tanah gembur
Namun tidak memberikan kemakmuran bagi penduduknya.

Para tani-buruh bekerja,
Berumah di gubuk-gubuk tanpa jendela,
Menanam bibit di tanah subur,
Memanen hasil yang berlimpah dan makmur,
Namun hidup mereka sendiri sengsara.

Mereka memanen untuk tuan tanah
Yang mempunyai istana indah.
Keringat mereka menjelma menjadi emas
Yang diambil oleh cukong-cukong pabrik cerutu Eropa.
Dan bila mereka menuntut perataan pendapat,
Para ahli ekonomi membetulkan letak dasi,
Dan menjawab dengan mengirim kondom.

Penderitaan mengalir
Dari parit-parit wajah rakyatku.
Dari pagi sampai sore,
Rakyat negeriku bergerak dengan lunglai
Menggapai-gapai
Menoleh kekiri, menoleh kekanan,
Di dalam usaha tak menentu,
Di hari senja mereka menjadi onggokan sampah,
Dan dimalam hari mereka terpelanting ke lantai.
Dan sukmanya berubah menjadi burung kondor.

Beribu-ribu burung kondor,
Berjuta-juta burung kondor,
Bergerak menuju kegunung tinggi,
Dan disana mendapat hiburan dari sepi.
Karena hanya sepi
Mampu menghisap dendam dan sakit hati.

Burung-burung kondor menjerit
Di dalam marah menjerit.
Tersingkir ketempat-tempat yang sepi.

Berjuta-juta burung kondor mencakar batu-batu
Mematuki batu-batu, mematuki udara,
Dan dikota orang-orang bersiap menembaknya.

By: W.S RENDRA

1 komentar: